Singa sang raja hutan pun berpikir terlalu berlebihan hinga tiga hari tidak tidur. Namun akhirnya raja hutan itu mendapat sebuah ide, maka di kumpulkannya lagi semua warga hutan itu. Dengan sombongnya singa itu berkata, “jika manusia datang aku akan menyerangnya dan tak akan membiarkan mereka keluar dari hutan ini hidup-hidup”. Semua hewan yang ada bersorak, mereka berpikir hutan akan aman karena ada sang raja yang melindunginya.
Namun kancil tidak berpikir demikian, kancil tahu bahwa manusia datang membawa banyak peralatan yang canggih dan berbahaya. Singa itu juga menenangkan hati rakyatnya yang tengah gundah dan ketakutan. Belum habis singa itu memberi tahu ide-idenya yang tak masuk akal, kancil segera pulang dan mencari teman-temannya.
Teman yang pertama kancil cari adalah buaya, dengan terengah-engah kancil menemui buaya yang terlihat sedang berendam di hulu sungai. Kancil langsung berteriak kepada buaya,”hai buaya, ikutlah dengan ku”. Buaya yang sedang bersantai itu langsung bergerak mendekati kancil dan bertanya, “ada apa kamu mencari aku?” Kancil itu menjawab,”kita harus menghentikan penebangan hutan ini.” Buaya tertawa melihat perkataan kancil.
Kancil langsung menjelaskan apa yang terjadi dan buaya terkejut mendengar itu. Segera buaya keluar dari danau dan pergi mencari sahabat lamanya, Anjing pak tani atau biasa mereka memanggilnya Dogi. Kebetulan Pak Tani sedang pergi ke kota untuk membeli pupuk. Jadi Dogi sendiri di rumah.
Kancil dan buaya bergantian menjelaskan apa yang akan terjadi. Dan Dogi terkejut akan hal itu. Mereka berunding dan ketiga hewan itu terlihat sangat serius. Dan hingga kancil mendapat sebuah ide. “bagaimana jika kita pergi ke kota dan mencari manusia yang cinta lingkungan?” Buaya dan Dogi setuju akan hal itu. Mereka segera keluar dari hutan dan mencari jalan yang aman, karena biasanya ada pemburu yang bisa membuat nyawa melayang.
Dan ternyata hal itu benar, mereka bertiga melihat dua orang pemburu mengendap-endap dan bersiap menembak seekor rusa yang sedan makan di padang rumptut. “ kawan-kawan, bagaimana jika kita kagetkan para pemburu itu? Ujar Dogi. Kancil dan buaya setuju. Mereka pun menggunakan strategi lama,
Dogi menjenggong sekeras mungkin, dan hal itu menarik perhatian pemburu itu. Para pemburu menghampiri dogi dan kancil segera berlari menuju pemburu itu dan menendang kedua pemburu itu. Para pemburu itu lantas jatuh tersungkur. Segera Dogi mengambil senjata milik pemburu. Setelah itu buaya dengan gagahnya menghampiri para pemburu dan membuka mulutnya besar-besar seakan akan ingin memakan para pemburu itu.
Para pemburu itu lantas bangun dan berlari ketakutan, kancil dan kawan kawan lantas tertawa terpingkal-pingkal. Mereka langsung melanjutkan perjalannya. Jalan pintas menuju kota hanya bisa di lewati dengan cara menyebrangi sebuah rawa. Kancil menghentikan langkahnya.
“kenapa kamu kancil?” buaya bertanya, kancil terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Buaya. “hai kancil, kamu kenapa?” kini dogi ikut bertanya. “aku tidak bisa berenang.” Jawab kancil. Buaya yang sudah berada di dalam rawa menyuruh kancil berdiri di atas punggungnya. Dan mereka bisa menyebrangi rawa itu bersama-sama.
Dan akhirnrya mereka sampai di ujung rawa yang berbatasan langsung dengan kota. Kebetulan ada sekumpulan para pecinta lingkungan yang menanam ratusan pohon di dekat rawa itu. Para pecinta alam itu lari berhamburan menjahui tepi rawa itu setelah melihat kancil dan kawan-kawan keluar dari rawa.
Kancil bergegas mengejar para pecinta lingkungan itu namun tak bisa, pecinta lingkungan itu pergi menggunakan mobil. Kancil kembali ke tepi rawa itu dengan wajah kecewa. Saat mereka berkumpul terdengar kabar jika besok adalah hari yang ditunggu-tunggu karena pemukiman itu mulai di kerjakan.
Setelah mendengar hal itu kancil dan kawan-kawan langsung kembali mencari para pecinta lingkungan yang lain. Namun bukannya para pecinta lingkungan yang di dapat, malah wajah ketakutan dari warga. Karena ada buaya yang berjalan di kota. Para petugas berdatangan. Namun buaya yang tak biasa dengan lingkungan yang ramai itu menjadi marah dan mulai menyerang para pertugas.
Dan di saat itu ada truk-truk besar yang mengangkut alat-alat untuk menebang hutan. Dogi lantas mengejar truk itu sambil mengongong. Sementara itu, kancil masih berupaya menenangkan buaya. Saat buaya sudah tenang, mereka berdua lantas ikut mengejar truk itu.
Para petugas itu heran melihat tingkah binatang-binatang yang sangat aneh. Petugas itu juga ikut mengejar binatang-binatang yang bertingkah aneh itu. Dan kini mereka semua telah berada di hutan para penebang hutan itu segera memasang peralatan mereka. Dan hal itu membuat para penghuni hutan ketakutan dan meminta raja hutan melindungi hutan.
Namun raja hutan yang tak lain adalah singa itu tak bisa bicara apa-apa, rakyatnya terus mendesak singa, sehingga singa kabur dan pergi begitu saja.
Petugas akhirnya mengerti maksud perginya binatang-binatang itu lari dari hutan. Dan pera pertugas memberi peringatan kepada para penebang, para penebang itu segera pergi dari hutan dan menyimpan amarah kepada hewan itu. Seorang penebang melemparkan sebuah pisau dari atas truknya dan tepat mengenai kancil.
Tubuh kancil langsung roboh dan mengeluarkan banyak darah. Petugas yang ada segera membawa kancil ke rumah sakit hewan terdekat dan juga menangkap penebang yang melempar pisau itu.
Buaya dan dogi tak bisa berbuat apa-apa. Dengan tertunduk lemas mereka kembali ke hutan. Di saat semua warga hutan berpesta karena hutan tak jadi di tebang, buaya dan dogi menangis.
Buaya lantas memberitahukan kepada warga hutan apa yang sebenarnya terjadi. Pesta itu menjadi sunyi.
Di rumah sakit hewan.
Kancil di rawat dan mendapatkan beberapa jahitan. Dokterjuga menyatakan jika terlambat sedikit saja, kancil tak bisa di tolong. Kancil berhasil di selamatkan dan di perbolehkan kembali ke hutan.
Para petugas mengantarkan kancil kehutan dan kancil mendapati tempat tinggalnya sepi dan sunyi. Kancil mulai masuk kedalam hutan, yang terdengar hanya langkah kecilnya.
Dan ketika dia sampai di dalam hutan pesta kejutan dari warga hutan itu mengejutkan kancil, dan semua yang ada berterima kasih kepada kancil atas jerih lelahnya.
Hutan itu menjadi tenang dan tentram kembali...
---------------------------
Cerpen Tema Pendidikan ini Karya : Kristan asal Sidoarjo, Jawa Timur . Cerpen Tema Pendidikan ini sebelumnya juga sudah pernah dipublikasikan di CerpenPersahabatan[dot]com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar